Senin, 31 Desember 2012

laporan lengkap geologi fisik


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1   MINERAL
Mineral terbentuk di alam secara alami dari hasil kristalisasi magma pijar yang membeku. Pengenalan mineral atau determinasi mineral dapat didasarkan atas berbagai sifat mineral tersebut. Antara lain sifat fisika dan bentuk kristal mineral tersebut secara optik.

Sifat- Sifat Fisik Mineral
Beberapa sifat fisika yang penting adalah sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi : warna (colour), kilap (luster), belahan (cleavage), pecahan (fracture), kekerasan (hardness), cerat/goresan (streak), Diaphaneti dan berat jenis.

a.      Warna (colour)
Banyak mineral mempunyai warna yang khusus, seperti klorit yang berwarna hijau.  Warna adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dapat dibedakan 2 yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opaque) seperti : galena, magnetit, pirit dan alokromatik. Bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari mineral pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya (transparan)  seperti kuarsa dan kalsit.

b.      Kilap (luster)
Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya.Kilap mineral dapat dikelompokkan menjadi :
*       Kilap logam (luster metallic) memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya.Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas, galena, pirit dan kalkopirit.
*      Kilap setengah logam (sub metallic luster)
*      Kilap bukan logam, tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya.
Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi :
a.    Kilap kaca (vitreous luster), memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya, misalnya : kalsit, kuarsa, halit.
b.   Kilap intan (adamantine/diamond luster), memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan.
c.    Kilap sutera (silky luster), memberikan kesan seperti sutera, pada umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gypsum.
d.   Kilap dammar (resinous luster), memberikan kesan seperti damar , contohnya : sfalerit dan resin
e.    Kilap mutiara (perly luster), memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang misalnya talk, dolomite, muskovit dan tremolit.
f.    Kilap lemak (greasy luster), menyerupai lemak atau sabun, contohnya : talk, serpentin.
g.   Kilap tanah (earthy luster), kenampakannya buram seperti tanah, misalnya kaolin, limonit, bentonit.
h.   Kilap lilin (waxy luster).

c.       Belahan (cleavage)
Yaitu kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin.Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dan mineral tersebut secara teratur. Belahan pada mineral terdiri dari :
Ø      Belahan 1 arah
Ø      Belahan 2 arah
Ø      Belahan 3 arah
Ø      Belahan 4 arah
Ø      Belahan 5 arah
Ø      Belahan 6 arah

d.      Pecahan (fracture)
Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur. Secara umum pecahan dikenal dengan 3 istilah yaitu :
1.   Pecahan Rata (Even) bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya : mineral lempung.
2.   Pecahan Melengkung (Concoidal) bila memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaan.
3.   Pecahan Tidak Rata (Uneven) bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar misalnya pada garnet.
Selain itu dapat juga dikelompokkan menjadi :
Ø Pecahan berserat/brus, bila menunjukkan kenampakan seperti serat,
contohnya : asbes, augit.
Ø Pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur, kasar dan ujungnya runcing- runcing, contohnya : mineral kelompok logam murni.
Ø Tanah, bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.

e.       Kekerasan (hardness)
Kekerasan adalah ketahanan atau daya tahan mineral (resistensi mineral) terhadap suatu goresan (jika permukaannya digores). Secara relative sifat fisik ini ditentukan dengan menggunakan skal Mohs, yang dimulai dari skala 1 yang paling lunak hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras.
Berikut adalah urutan kekerasan mineral (Skala Mohs) :
1.               Talk.
2.               Gypsum.
3.               Kalsit.
4.               Fluorit.
5.               Apatit.
6.               Ortoklas.
7.               Kuarsa.
8.               Topas.
9.               Korondum.
10.           Intan.
Selain itu dapat pula digunakan perbandingan kekerasan relatif, yaitu : Kuku jari tangan = 2,5 ; kawat tembaga = 3,5 ; porselen = 5-5, 5 ; pisau lipat = 6 ; kikir baja = 6 ; kuarsa = 7.
f.       Cerat/ Goresan (streak)
Cerat atau warna bubuk adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Cerat dapat sama atau berbeda dengan warna mineral. Umumnya warna cerat tetap.

g.      Struktur/ Bentuk mineral
Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral terseburt mempunyai bidang Kristal yang jelas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batas-batas Kristal yang jelas. Mineral-mineral di alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalin atau amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain.
Struktur mineral dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1.      Granular atau butiran : terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi yang sama, isometric.
2.      Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya ramping. Bila prisma tersebut memanjang dan halus, maka dikatakan mempunyai struktur fibrus atau berserat.
3.      Struktur lembaran atau lamellar, mempunyai kenampakan seperti lembaran. Struktur ini dibedakan menjadi tabular, konsentris dan foliasi.
4.      Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti asikular, liformis, membilah, dll.



h.      Berat Jenis
Berat relative suatu mineral diukur terhadap berat air

i.        Sifat dalam
Yaitu merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghancuran. Sifat dalam dibagi menjadi : rapuh (brittle), dapat diiris (sectile), dapat dipintal (ductile), dapat ditempa (malleable), kenyal/lentur (elastic) dan fleksibel (flexible).
















TABEL KEKERASAN MINERAL (SKALA MOHS)
Kekerasan
(Hardness)

Nama Mineral

Rumus Kimia
1
Talk
Mg3Si4O10(OH)2
2
Gypsum
CaSO4 2H2O
3
Kalsit
CaCO3
4
Fluorit
CaF2
5
Apatit
Ca5(PO4)3F
6
Ortoklas
KAlSi3O8
7
Kuarsa
SiO2
8
Topas
Al2(SiO4)(F2OH)2
9
Korondum
Al2O3
10
Intan
C











2.2 BATUAN BEKU
   Batuan beku adalah  batuan yang terbentuk oleh hasil pembekuan magma yang tersusun oleh mineral- mineral yang kompak. Adapun klasifikasi dari batuan beku tersebut didasarkan atas sifat kimia dan komposisi mineralnya, yaitu sebagai berikut :
*      Batuan beku asam, kandungan SiO2 > 66
adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma secara ekstrusif atau hasil pembekuan di daerah permukaan dimana proses pembekuan berada di daerah vulkanik ( dipermukaan bumi ), proses pembekuan sangat cepat dengan temperature yang tinggi sehingga umumnya butiran pada batuan beku basa lebih halus dan berwarna terang (felsik) dengan indeks color <20%. Batuan beku asam memiliki kandungan silica >65%.

Salah satu contoh batuan beku asam plutonik adalah granit, adamelite dan granodiorite. Batuan ini umumnya memiliki Indeks warna lebih kurang 10% (batuan felsic) diwakili oleh batuan garnodiorit, adamelit, dan granit.

Granit mempunyai kandungan feldspar alkali yang jauh melimpah dibandingkan plagioklasnya, sebaliknya granodiorit mempunyai plagioklas yang lebih dominan. Adamelit merupakan nama batuan felsik yang mempunyai feldspar alkali sebanyak plagioklasnya.


*      Batuan beku intermediate, kandungan SiO2 52- 66
Batuan beku Intermediate paling banyak memperlihatkan pelapukan speroidal, karena banyak mengandung mineral feldspar. Lebih lagi apabila batuan ini telah mengalami pelapukan tersebut dapat menjadi mineral-mineral kaolin. Baik gejala speroidal maupun kaolinisasi dapat ditemukan pada batuan beku intermedit yang telah mengalami pensesaran.
Berdasarkan perbandingan jenis felsparnya, maka batuan beku intermedit dibagi dalam 2 golongan yaitu :
a.       Batuan dengan komposisi potash feldspar dan plagioklas hampir sama : terdiri dari granodiorit, andamelit, monzonit dan latit
b.      Batuan dengan komposisi plagioklas lebih dominan daripada potash feldspar terdiri dari : diorite, tonalit dan andesit-dasit


*      Batuan beku basa, kandungan SiO2 45-52
Batuan beku basa memperlihatkan warna gelap hitam oleh mineral-mineral ferromagnesian dan mineral-mineral plagioklas basa. Ukuran butir dari batuan ini adalah halus hingga kasar. Batuan basa dalam bentuk Intrusi kebanyakan dyke, sill, apophyse dan lelehan. Bentuk Intrusi tersebut berhubungan dengan sifat magmanya yang memiliki kekentalan rendah (encer) sehingga dapat memasuki celah-celah sempit atau dapat berupa lelehan yang luas dipermukaan. Pada permukaan celah sempit atau dapat berupa lelehan yang luas dipermukaan. Pada permukaan batuan beku luar dari batuan beku basa ini, kadang ditemukan vesiculasi-vesiculasi sebagai kesan bahan-bahan volatile. Batuan beku basa seringpula memberikan bentuk permukaan seperti susunan balok, yang terbentuk pada pembentukan magma yang encer. Sedangkan magma yang kental atau asam biasanya membentuk seperti susunan tali atau ropy.
Temperatur pembekuan dari batuan beku basa sekitar 10000 C, dimana dapat terjadi proses asimilasi dengan baik apabila batuan sampingnya lebih asam. Meskipun demikian, kadang  masih dapat ditemukan xenoliths dari batuan yang sama atau yang beku basa (ultramafic). Disekitar penyebaran batuan beku basa, ditemukan di tempat-tempat batuan intermediate dengan penyebaran kecil sebagai akibat hasil asimilasi magama basa dengan batuan samping yang bersifat asam atau dapat pula terbentuk melalui proses differensiasi magma. Biasanya dapat ditemukan pada bagian tepi dan atas tubuh intrusi batuan beku basa. Termasuk batuan beku basa adalah Gabro, Diabase, Basal dan Trachyte.

*      Batuan beku ultra basa, kandungan SiO2 < 45.
Batuan beku ultrabasa adalah batuan yang tersusun oleh mineral-mineral ferromagnesium sehingga kenampakannya sangat gelap atau hitam. Batuan ini mudah lapuk terhadap air hujan seperti halnya batu gamping karena sifatnya yang tidak tahan terhadap kondisi asam.
Kenampakannya  hampir sama dengan permukaan batu gamping dengan lubang-lubang atau torehan air hujan. Bentuk dan tipe dari batuan beku ultrabasa belum dapat diketahui dengan jelas karena merupakan batuan dasar samudra yang umurnya lebih tua.
Kehadiran suatu singkapan ultrabasa didaerah kontinen sangat berkaitan erat dengan gerak-gerak tektonik masa lampau didaerah tersebut dan biasanya batuan ini berasosiasi dengan batuan metamorf dan batuan sedimen tua. Kehadiran ultrabasa ini biasanya diakibatkan oleh abduksi, sehingga banyak memberikan batas litologi zona sesar naik. Sebagai akibat aktivitas tektonik, batuan ultrabasa banyak mengalami penghancuran atau penggerusan, kekar-kekar dan metamorfisme dinamik yang disertai dengan proses kloritisasi, serpentinisi dan lain-lain.
Temperatur pembekuan batuan beku ultrabasa adalah diatas 10000 C dan secara teoritis proses asimilasi berjalan sempurna. Oleh karena kondisi pembekuan batuan beku ultrabasa pada kedalaman dan tekanan yang besar, serta urutan kristalisasi yang relative sama sehingga bentuk Kristal dari batuan beku ultrabasa adalah anhedral-subhedral. Pada batuan ini tidak ditemukan mineral feldspar lagi. Yang termasuk batuan beku ultrabasa adalah sebagai berikut :
Dunit, yaitu batuan beku plutonik dengan komposisi 90% olivine.
Peridotit, yaitu batuan beku plutonik dengan komposisi piroksin dan olivine (10-50%).
Piroksenit, yaitu batuan beku plutonik dengan komposisi 90% piroksin.
Limburgit, yaitu batuan beku ultrabasa dengan tekstur afanitik.
Dalam sub bab ini akan dibahas pula mengenai intruisi dalam hal ini adalah hubungan struktur, ukuran dan bentuk batuan intrusi



REACTION BOWEN SERIES
                  Discontinous                              Temperatur                                                Continous
Olivin                                                                                            Anortit

                                                                                    Bitownit

Piroksen (Augit)                                                                            Labradorit

                  Andesin

Amphibol (Hornblende)                                                               Oligoklas

                      Biotit                                                                                      Albit
 


Feldspar Potas
( Ortoklas)

Muskovit

Kuarsa
                                               




                                                INTRUISI
Bentuk struktur dari batuan beku intrusif dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
a.      Concordant Plutonius
                                                            Bentuk intrusi concordant merupakan bentuk penerobosan batuan beku dalam yang sejajar dengan lapisan batuan sedimen atau foliasi batuan metamorf yang diintrusinya. Bentuk-bentuk intrusi concordant tersebut
   adalah :
1.         Sill yaitu semacam intrusi tipis yang relative sejajar dengan bidang atau foliasi batuan disekitarnya. Sill dapat tersingkap didaerah lereng yang curam ( tebing ) atau oleh erosi vertical yang kuat. Pergerakan magma pembentuk sill biasanya melalui zona-zona lemah seperti kekar, bidang lapisan atau foliasi dan batuan yang lemah. Keterdapatan sill biasanya berasosiasi dengan bentuk intrusi lainnya seperti dyke, laccolith dan lain- lain.
2.         Laccolith yaitu tubuh intrusi yang berbentuk kubuh (dome). Pada bagian bawah dari laccolith merupakan plat datar sedangkan bagian atas cembung berbentuk kubuh. Pembentukan laccolith berhubugan dengan perlipatan batuan sedimen. Sifat magma pembentuk laccolith agak kental, sehingga penyebarannya tidak begitu luas dengan proses pembekuan sehingga membentuk tekstur porfiritik.
3.         Lappolith, yaitu intrusi berbentuk cekung atau berasosiasi dengan cekungan. Pembentukan suatu lappolith berasosiasi dengan lipatan yang membentuk cekungan atau dalam proses intrusi terjadi suatu perubahan tingkat lipatan menjadi lebih kuat akibat similasi magma basa.
4.         Phacolith, yaitu bentuk intrusi concordant yang berhubungan  dengan lipatan antiklin atau “plugiming fold”.
b.      Discordant Plutonius
Discordant plutons merupakan bentuk penerobosan batuan beku dalam relative memotong lapisan atau foliasi batuan. Bagian dari intrusi discordant adalah sebagai berikut :

1.         Dykes, yaitu bentuk intrusi tabular yang memotong lapisan atau foliasi batuan yang diterobosnya. Pembentukan dykes biasanya dikontrol oleh struktur-struktur akibat gaya tension seperti kekar ataupun sesar turun.
Dike dapat dikenal apabila penyebaran type equation dimana batuan memanjang memotong kemiringan batuan disekitarnya. Dike dalam ukuran kecil akan membentuk intrusi batuan beku basa. Penyebaran dan arah-arah memanjang pada dike dapat membantu dalam penentuan arah struktur.

2.         Batholith, yaitu batuan intrusi dalam yang berukuran besar ( minimal + 40 mil persegi ). Pada tubuh batuan batholith biasanya ditemukan roof pendant, xenolith, inclusion, copulae, dan merupakan batuan yang kemungkinan besar terjadi asimilasi, differensiasi dan xenolitisasi. Pembentukan batholith, berlangsung sangat lambat sehingga tekstur batuan beku batholiths adalah sedang sampai kasar.
3.         Stock, adalah batuan discordant yang ukurannya lebih kecil dari batholiths. Dapat berupa copulae, terbentuk dekat permukaan dengan tekstur batuan penyusun sedang sampai halus.

TEKSTUR BATUAN BEKU
Tekstur dari batuan berhubungan dengan ukuran, bentuk dan susunan dari mineral pembentuknya, butiran mineral dapat seragam atau tidak tergantung dari perbandingan ukuran butir mineral dalam batuan.
Ukuran butir mineral menurut heinrich (1956) :
Ø      Berbutir halus ( Fine graine ) < 1mm
Ø      Berbutir sedang ( Medium Graine ) 1- 10 mm
Ø      Berbutir kasar (Coarse graine ) 1-3 cm
Ø      Berbutir sangat kasar (Very coarse graine ) >3 cm
v  Berdasarkan tingkat kristalisasi mineralnya tekstur batuan beku dapat dibagi atas :
Ø      Holokristialin, apabila batuan tersebut tersusun dari butiran mineral.
Ø Hipokristalin, apabila batuan tersebut tersusun dari butir mineral dan sebagian dari gelas (Amorf)
Ø Holohialin, apabila batuan tersebut tersusun dari mineral gelas (amorf) tidak tersusun secara sempurna.
v  Berdasarkan ukuran butirnya tekstur batuan beku dapat dibagi atas :
Ø  Tekstur Fanerik (berbutir kasar) dapat dilihat dengan mata, tanpa bantuan mikroskop.
Ø  Tekstur Afanitik (berbutir halus) hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop.
Ø  Tekstur Porfiritik (campuran antara mineral berbutir kasar dan berbutir halus).

STRUKTUR BATUAN BEKU
Struktur batuan beku merupakan kenampakan/ bentuk dari susunan batuan beku meliputi :
*      Struktur Massive adalah susunan mineral-mineral yang tersusun secara kompak dalam suatu batuanm tidak menunjukkan adanya pori-pori penajajaran mineral atau  bentuk aliran.
*      Struktur akibat pelepasan bahan volatile, terdiri dari :
a.       Vesikulasi, srtruktur yang memperlihatkan adanya lubang-lubang akibat pelepasan gelembung-gelembung gas dari magma
b.      Amygdaloid, struktur vesiculasi dimana lubang-lubang telah diisi oleh mineral
*      Struktur permukaan dari fase larutan, meliputi :
a.       Xenoli yaitu struktur yang memperlihatkan adanya batuan asing dalam suatu batuan.
b.      Xenorcys yaitu kenampakan adanya mineral-mineral asing dalam suatu batuan.
c.       Pillow yaitu kenampakan speroidal tipis tak menerus atau pengumpulan dari ellipsoidal-ellipsoidal seperti bantal
.

*      Struktur permukaan meliputi :
a.       Corona struktur disebut juga reaksi  rim struktnur yang terjadi karena adanya reaksi kimia pada sisi Kristal.
b.      Flow Efects meliputi, Trachytoid , fluidal, Schieren
c.       Microlitic struktur yaitu kenampakan adanya lubang-lubang menyudut/runding dalam ukuran kecil pada batuan phaneritik.
*      Struktur setelah terjadi pembentukan magma meliputi :
a.   perlitik struktur
b.   spereulitic struktur
c.              Orbicular struktur
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
1.  Klasifikasi Berdasarkan tempat terbentuknya
a. Batuan beku dalam (fanerik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
b.   Batuan Beku Korok (afanitik)
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar.          Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
c.    Batuan Beku Lelehan/ Beku Luar (porfiritik)
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (pumice).


2.3 BATUAN SEDIMEN
                                                                                       Batuan sedimen merupakan batuan yang paling banyak tersingkap dipermukaan. Batuan ini menyebar secara horizontal kurang lebih 75 % menutupi permukaan bumi. Namun secara vertical penyebarannya sangat tipis disbanding jenis batuan lainnya.
                                                                                       Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk melalui proses sedimentasi baik secara fisik maupun secara kimia atau organic. Pada sebagian sedimen organic seperti pada pembentukan batu gamping dan terumbu. Proses fiskia berlangsung selama sedimentasi meliputi perombakan, pengendapan kompaksi dan selanjutnya diikuti oleh proses diagenesis dan sementasi.
                                                                                       Batuan sedimen yang terbentuk melalui proses sedimentasi memiliki kenampakan yang berbeda dengan batuan lainnya. Bentuk dan teksturnya mencerminkan adanya kesan pengendapan selama pembentukannya. Faktor yang berperan dalam pembentukan batuan sedimen adalah aspek mekanik, kimiawi dan biologis. Dalam hal ini akan dibahas secara terpisah dalam dua kelompok, yaitu sumber material sedimen dan lingkungan pengendapan.
Adapun sumber-sumber material sedimen adalah sebagai berikut :
a.       Aktifitas vulkanik, yaitu material klastik atau rombakan yang dikeluarkan oleh aktifitas vulkanisme sebagai bahan piroklastik berupa bomb, bloc, lapili dan debu-debu vulkanik serta material piroklastik lainnya.
b.      Pelapukan mekanik, hasil perombakan melalui pelapukan mekanik terhadap singkapan suatu batuan akan mengalami transportasi kemudian terakumulasi pada suatu cekungan, kemudian terjadi kompaksi, diagenesis sementasi dan litifikasi.
c.       Larutan-larutan dalam air, berupa garam-garam yang hancur dan lapuk baik didarat maupun pada kondisi tertentu dapat terjadi reaksi kimia.
d.      Material organic, yaitu sisa mahkluk hidup yang mati kemudian terendapkan dalam batuan.


TEKSTUR  BATUAN SEDIMEN
v  Tekstur batuan sedimen klastik dipengaruhi oleh :
a.      Ukuran butir
b.      Bentuk butir
c.       Susunan butir

Berikut ini klasifikasi batuan sedimen menurut Wenwort.
SKALA WENWORT
Diameter
Partikel/Fragmen
Material Lepas
Material Tersemen
>256
64-256
4-64
2-4
Boulder/ Bongkah
Cobble
Pebbel
Granule
Boulder Gravel
Cobble Gravel
Pebbel Gravel
Granule Grevel

Konglomerat

Granule Konglomerat
1-2
0,5-1
0,25-0,5
0,125-0,25
0,0625-0,125
Btr pasir sangat kasar
Btr pasir kasar
Btr pasir sedang
Btr pasir halus
Btr pasir sangat halus
Pasir sangat kasar
Pasir kasar
Pasir Sedang
Pasir halus
Pasir sangat Halus
Batu pasir sangat kasar
Batu pasir kasar
Batu pasir sedang
Batu pasir halus
Batu pasir sangat halus
0,004-0,0625
<0,004
Partikel Lanau
Partikel Lempung
Lanau
Lempung
Batu Lanau
Batu Lempung

c.  Susunan Butir
*      Pemilahan (Sortasi)
      Adalah merupakan ukuran butir, atau keseragaman antar butir penyusun batuan sedimen.Sortasi terbagi atas:
a.       Sortasi naik, jika ukuran materialnya relative sama(seragam)
b.      Sortasi jelek, bila ukuran butir bervariasi dengan range(perbedaan) butir sangat besar.



*      Derajat Pembundaran (Roudness)
      Derajat Pembundaran suatu partikel yang kita amati adalah sudut permukaannya, yang terbagi atas :
a.       Sangat Bulat (Well Rounded)
b.      Membulat (Rounded)
c.       Agak Bulat (Subrounded)
d.      Agak Runcing (Subangular)
e.       Meruncing (Angular)
*      Kemas
      Yaitu keterikatan partikel-partikel penyusun batuan. Jenis kemas terdiri atas dua istilah:
a.       Kemas tertutup jika keterikatan antara partikel-partikel kuat atau massive.
b.      Kemas terbuka jika keterikatan partikel-partikel nudah lepas
*      Komposisi Mineral
Ø  Butir/ Fragmen merupakan komponen-komponen besar dalam batuan, Nampak seperti fenokres pada batua beku.
Ø  Matriks, merupakan komponen-komponen yang lebih halus dan sebagai penyusun utama batuan sedimen (massa dasar).
Ø  Semen, merupakan hasil dari larutan kimia yang sering mengalami kristalisasi. Antara lain : Karbonat (Kalsit), silica(Kuarsa) dan oksida besi.

v  Tekstur batuan Sedimen Non Klastik
-       Amorf ( Tidak Kristalin )
-       Kristalin

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN
Struktur batuan sedimen dikelompokkan menjadi 2 yaitu struktur berlapis dan tidak berlapis. Struktur berlapis terjadi karena perbedaan warna batuan sedimen, perbedaan ukuran butir, perbedaan kompaksi mineral dan perbedaan sifat fisika dan kimia.
Klasifikasi struktur sedimen berdasarkan ganesanya dibagi menjadi 2 yaitu syngenetik dan epigenetic.
-          Syngenetik yaitu struktur sedimen yang terbentuk selama sedimentasi berlangsung, biasa disebut pula struktur primer
-          Epygenetik adalah struktur sedimen yang terjadi setelah batuan sedimen terbentuk.


KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
a.       Sedimen yang berasal dari hasil transportasi material padat yang berasal dari pelapukan batuan lain yang terbentuk dari akumulasi fragmen-fragmen atau butiran-butiran mineral dari berbagai macam type, endapan ini dikenal dengan nama detrial dan batuannya disebut batuan sedimen detrial atau batuan sedimen klastik.
b.      Sedimen yang berasal dari material yang larut sebagai hasil pelapukan kimia atau batuan sedimen yang terbentuk dari  proses-proses kimia, seperti evaporasi dan laterasi. Batuan Sedimen ini biasa disebut batuan sedimen Nonklastik.
c.       Ada juga batuan sedimen non klastik yang terbentuk dari bagian-bagian organic baik hewan maupun tumbuhan yang dikenal dengan sedimen organic








                    2.4 BATUAN METAMORF
                      Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk atau berasal dari batuan yang telah ada sebelumnya yang mengalami proses metamorfisme yaitu perubahan fisik dan kimia batuan akibat pengaruh temperature dan tekanan yang tinggi.
                      Adapun proses metamorfisme yang terjadi adalah metamorfime kontak, metamorfisme dinamik dan metamorfisme regional.
1.   Metamorfisme Kontak
Metamorfisme kontak adalah suatu proses metamorfisme yang terjadi akibat penerobosan magma. Faktor yang paling berpengaruh adalah temperature, sedangkan tekanan kurang berpengaruh. Sifat batuan dari metamorfisme kontak menunjukkan perubahan kimia yang menonjol, struktur berfosil, tekstur kurang teratur dan penyebarannya mengikuti zona intrusi.
2.      Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme dinamik terbentuk oleh adanya pergeseran atau dislokasi lapisan bumi. Faktor yang paling berperan adalah perubahan tekanan. Pembentukan kekar, sesar atau lipatan oleh gerak tektonik dapat memicu terjadinya proses metamorfisme dinamik.
3.      Metamorfisme Regional
Metamorfisme regional berkembang pada daerah yang luas dan oleh pengaruh tekanan dan temperature yang tinggi berhubungan dengan gerakan lempeng, baik secara tektonik maupun non tektonik. Pengaruh tekanan dan temperature yang tinggi dapat membentuk mineral-mineral tekanan (stress minerals) seperti muskovit stourolit dan lain-lain. Metamorfisme regional dapat dikenal berdasarkan tekanan dan temperature pembentuknya.


         TEKSTUR BATUAN METAMORF
Tekstur batuan metamorf dibagi dalam 4 golongan yaitu :
*      Kristaloblastik
Adalah tekstur yang memperlihatkan adanya perubahan bentuk/ komposisi mineral sehingga tekstur sehingga tekstur asal tidak terlihat lagi dan dapat dibedakan :
Idioblastik : Sebagian besar mineral penyusunnya bersifat idiomorf.
Xenoblastik : Sebagian mineral penyusunnya bersifat xenomorf.
Lepidoblastik : Umumnya mineral penyusunnya berbentuk pipih.
Nematoblastik : Mineral penyusunnya berbentuk prismatic
Granoblastik : Mineral penyusunnya bersifat equidimensional.
Porphyroblastik : Tekstur kristoblastik yang bersifat porfiritik.
Mosaic tekstur : Tekstur equidimensional atau equigranular, mineral pembentuk polygonal.
Poikiloblastik : Tekstur yang mineral penyusunnya bersifat poikilitik.
Decussate tekstur : Tekstur kristaloblastik dari polimineral serabut dengan orientasi Kristal yang tak teratur seperti pada anthopolit shirt.

*      Tekstur Sisa
Tekstur ini biasa juga disebut palimset tekstur , yaitu tekstur yang masih memperlihatkan tekstur batuan asalnya.
Blastoporfiritik : Tekstur sisa yang bersifat porfiritik
Blastoposefiritik : Tekstur sisa yang bersifat posefiritk
Blastofitik : Tekstur sisa yang bersifat ofitik saling memasuki.
Blastofilitik : Tekstur sisa yang bersifat lempung
Blastosamatik : Tekstur sisa yang bersifat pasir

*      Marculose tekstur
              Adalah testur pada batu sabak yang memperlihatkan adanya bintik-bintik


*      Fokoidal tekstur
Tekstur yang memperlihatkan adanya matriks yang berbentuk lensa.
STRUKTUR BATUAN METAMORF
   Struktur batuan metamorf adalah kenampakan dari bentuk susunan orientasi mineral-mineral berupa bidang atau garis atau bentuk orientasi poligogranular dari mineral-mineral dalam batuan metamorf.
                        Struktur batuan metamorf dibagi atas :
v  Struktur Foliasi
Suatu kenampakan dari batuan yang pecah-pecah menurut bidang-bidang yang sejajar dengan permukaan mineral, akibat perbedaan sifat dari mineral, akibat perbedaan sifat dari mineral itu sendiri.
v  Struktur Unfoliasi
Struktur yang memperlihatkan adanya mineral pipih, tetapi menunjukkan agregasi dari mineral equidimensional atau butiran.

         KLASIFIKASI BATUAN METAMORF
1. Batuan Metamorf Foliasi
Batu sabak merupakan batuan metamorf yang berbutir halus dan disusun terutama oleh mineral mika. Batuan ini menunjukkan belahan batuan yang sangat bagus, karena sifat fisiknya yang dapat membelah menjkadi batuan yang pipih, maka batu sabak sering digunakan sebagai atap, lantai, papan tulis dan sebagainya. Batu sabak terbentuk dari serpih yang mengalami proses metamorfisme tingkat. Kadang-kadang batuan ini juga terbentuk dari batuan vulkanik  yang berbutir halus. Warna batu sabak bervariasi tergantung pada kandungan mineral batuan asalnya. Batu sabak yang berwarna hitam berasal dari serpih yang banyak mengandung material organic, sedangkan berwarna merah berasal dari batuan yang banyak mengandung oksida besi. Batu sabak yang berwarna hijau berasal dari serpih yang banyak mengandung klorit. Mineral yang meyerupai mika pada batu sabak terbentuk dari mineral Fe silikat. Karena batu sabak terbentuk pada proses metamorfisme tingkat rendah, maka bidang perlapisan batuan sabak pada umumnya cenderung memotong perlapisan batuan asal.
2. Batuan Metamorf Unfoliasi
            Merupakan batuan metamorfisme yang tidak memperlihatkan adanya struktur tetapi tersusun oleh mineral-mineral bentuk prismatic, butiran yang equidimensional. Contoh Hornfels, Granulite, Marmer, Skarn, Silicified, Kuarsiot Buchites.
3.   Batuan Metamorf Katalastik
Batuan ini berasal dari hasil mekanik (kinetic).

semoga bermanfaat teman2.
by Afrisal Syamsu

1 komentar: